Thursday, August 31, 2006

Tanda Tangan Paulo Coelho

SEPOTONG kegembiraan kudapat siang ini. Seorang tukang pos memberiku satu bungkus amplop coklat berkop Gramedia. Amplop ini berisi novel terbarunya pengarang Brazil Paulo Coelho. Judulnya adalah The Zahir. Selain novel terjemahan ini ditempeli stiker autographed copy dari penerbit, di halaman depan ada tanda tangan sang pengarang yang tergores dengan tinta hitam.

Dua hari sebelumnya, seorang perempuan dari Palmerah membunyikan ponselku. Memecah kesibukan siangku menulis artikel. Ia mengabari bahwa diriku terpilih menjadi salah satu komentator terbaik atas novel-novelnya Paulo Coelho yang dipamerkan dalam Gramedia Book Fair di Bentara Budaya Jakarta beberapa hari lalu. Berita ini jelas menyenangkan. Paling tidak, aku mendapat satu buku yang bisa menambah riuh perpustakaan pribadiku. Lebih-lebih mendapat tanda-tangan asli dari si penulis novel Sang Alkemis, Veronika Memutuskan Mati, Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Tersedu, dan lainnya.

Berikut sinopsis buku The Zahir seperti yang tertulis di sampul belakang:

Seorang suami ditinggalkan istrinya tanpa alasan, tanpa jejak. Kepergiannya menimbulkan pertanyaan besar yang makin lama makin menggerogoti hati dan pikiran, kenangan yang ditinggalkannya tak terhapuskan, hingga obsesi yang nyaris membawa sang suami pada kegilaan.

Untuk menjawab pertanyaan ‘mengapa’, sang suami menelusuri kembali jejak kebersamaannya dengan sang istri, hal-hal yang terjadi dalam perkawinan mereka, hingga terjadinya perpisahan itu. Pencarian ini membawanya keluar dari dunianya yang aman tenteram ke jalur yang tidak dikenalnya dan membukakan matanya tentang makna cinta serta kekuatan takdir.

6 comments:

Anonymous said...

Asyiknyaaaa...dpt otograf dari Coelho *ngiri*

Anonymous said...

jadi pengen tahu, apa komentarmu yang dahsyat itu... (sahabat dari negeri senja)

htanzil said...

iya nih...komennya apa...?
Koq aku nggak tau ada lomba komentar Coelho ya....

Anonymous said...

Bagiku karya Coelho yang paling inspiratif tetaplah Alkemis. Satu kalimat yang paling mengesan bagiku kurang lebih begini isinya: "Ketika engkau bertekad bulat untuk mewujudkan impianmu, seluruh alam semesta akan membantumu." Dari pengalamanku, kalimat itu benar lho. Zahir menarik juga sih, khususnya kisah mengenai perjalanan ke Khazakstan (eh benar tulisannya?). Tapi sebagian bab menurutku terlalu berkepanjangan. Mungkin novel ini lebih menyentuh untuk orang yang paruh baya. Dari sisi dramatis dan tragis, Di Tepi Sungai Piedra lebih mengharukan.

Asian Labour said...

Kamu terpilih menjadi salah satu komentator terbaik atas novel-novel Coelho? Hebat, selamat! Tapi yang terbaik selalu hanya satu. Kok kaum salah satu yang terbaik... :) Kubilangin Alex Lanur, ya..

Anonymous said...

[url=http://sexrolikov.net.ua/tags/%E2%EE%E7%EB%E5/]возле[/url] Смотреть порно онлайн : [url=http://sexrolikov.net.ua/tags/%E4%EE%EB%E1%E8%F2%F1%FF/]долбится[/url] , это все Вы можете смотреть онлайн