Monday, January 01, 2007

2007: Tahun Menulis Buku

SEGALA sesuatu mengalir. Demikian kata Herakleitos dengan pantha rei-nya. Tahun 2006 sudah 10 jam berlalu. Berlalu bersama senyapnya bunyi-bunyi anekaragam petasan, bisingnya bunyi terompet, gaduhnya orang-orang di jalanan, dan kepulan asap ikan guramai dan jagung yang terbakar. Sebuah ritus populer yang hampir sama terjadi tiap malam pergantian tahun.

Malam itu, sehabis menonton film Munich, aku sempat terdiam di depan televisi. Rumah Kebon Jeruk sepi. Istriku sudah sibuk nglembur di pusat belanja milik orang Prancis, Carrefour, sejak pukul 8 malam. Sepasang cicak berlarian dan lenyap di balik jam dinding. Mungkin, mereka lagi birahi dan mau memuntahkannya di malam pergantian tahun. "Aku merasa belum mempersembahkan bagi hidupku sendiri yang membuat diriku, menurut peniliaian diriku sendiri, bermutu," demikian suara dalam batinku.

Hidupku di tahun 2006 penuh dengan tawa, luka, tragedi, dan mimpi-mimpi. Namun, kalau aku mau jujur dengan diriku sendiri, tahun 2006 adalah tahun penuh kegagalan. Ada beberapa komitmen yang gagal aku penuhi. Aku sendiri malu. Tahun 2006, adalah tahun di mana aku juga mulai mengambil jarak dengan Gereja Katolik. Sungguh, aku tidak lagi memandang keterpesonaan dalam agama yang sejak SD aku anut secara resmi. Bahkan, sekarang ini serasa memuncak. Goodbye Peter! [Maksudku, selamat jalan St. Peter] Mungkin salah satu cara mengatasi ini adalah melupakannya. Tahun 2006 juga menjadi tahun di mana aku secara resmi berubah status dari lajang menjadi kawin. November kemarin, aku meminang gadis bermata tajam berambut ikal. Aku mencoba menikmati hari-hari baru setelah pernikahan ini. Aku memunyai cerita menarik seputar ini. Kapan-kapan aku bagikan. Leo Tolstoy (1828-1910), novelis Rusia, pernah mengatakan, "Yang penting dalam usaha menjadikan perkawinan itu bahagia bukanlah seberapa cocok kalian, tapi bagaimana kalian mengatasi ketidakcocokkan." Nah, nasihat bijak Tolstoy ini yang kucoba hidupi. Pasalnya, jelas. Aku merasakan pada titik-titik tertentu, aku dan istriku bagai dua dunia yang sama sekali berbeda. Tapi, biarlah waktu menjadi guru yang baik bagiku.

Tahun 2007 aku jadikan tahun penebusan. Menebus kegagalan dan kekurangan di Tahun 2006. Dan, aku mohon restu alam semesta, aku mau mewujudkan mimpiku. Menulis Buku! Aku sadar betul, aku memunyai talenta dan bakat untuk menulis. Itu yang aku punyai. Dan itu pula yang akan aku bagikan. Aku lagi menyusun grand design untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Saatnya Api Olympus dilemparkan ke bumi. Optimis!

No comments: