Wednesday, November 22, 2006

Nyanyian Peziarah

Cinta adalah jiwa pemberontakan
Ia seperti riak-riak kecil dalam lautan ketenangan
Ia seperti guncangan-guncangan dalam padang kemapanan
Ia seperti roda-roda putar dalam kemandegan
Ia seperti ikan-ikan kecil lepas dari pusaran arus

Cinta adalah jiwa pemberontakan
Jadi diri sendiri di tengah wajah-wajah seragam
Jadi pembangkang di tengah ketaatan bodoh
Jadi pendosa di belantara orang suci yang palsu
Jadi orang asing di depan jiwa-jiwa tak berwajah

Cinta adalah jiwa pemberontakan
Memilih berjalan daripada berpangku tangan
Menyelami kedalaman di tengah samudra kedangkalan
Mengatakan tidak, jika tidak
Mengatakan ya, jika memang ya

Cinta adalah jiwa pemberontakan
Membaca apa yang tidak terbaca
Mendengar apa yang tidak terdengar
Mengatakan apa yang tidak terkatakan
Melakukan apa yang diacuhkan

Cinta adalah jiwa pemberontakan
Membebaskan dari belukar ketidakbebasan
Memaknai segala ketakbermaknaan
Mengembangkan di dalam arus pengekangan

Dan kami bertekad saling mencintai
Saling memerdekaan, bukan membelenggu
Saling mengembangkan, bukan memasung
Saling menghormati, bukan menindas
Kami mau memadukan langkah-langkah dalam pejiarahan
Pejiarahan di jalan pemberontakan....

3 comments:

Anonymous said...

aduh puisi yang luar biasa indah seindah pesta pernikahan yang kukunjungi hari minggu lalu
bersama istri setelah nyoblos atut
welcome in another jungle

Ririn said...

benar2 puisi orang yang sedang mencinta, jatuh cinta juga ingin tenggelam bersama cinta :)

Anonymous said...

Syair cinta yang bagus biasanya lahir dari hati yang sedang jatuh cinta. Tapi cinta bukan benda mati. Ia proses. Ia mengalir. Kadang deras. Kadang redup. Siapkah menulis syair cinta dikala hati redup? Salam kenal.