RADIO masih setia berceloteh. Aku meninggalkan kamarku sejenak. Meninggalkan satu artikel setengah rampung di laptopku. Jam di ponsel menunjuk angka 00.25. Aku bergegas membuka pintu gudang. Lalu merangkaki anak tangga besi menuju loteng. Pintu loteng kubuka. Aku meloncat ke atas.
Langit malam cukup bersih. Bulan melayang jauh di atas. Angin malam berhembus membawa dingin. Aku duduk dan menunggu. Menunggu gerhana itu terjadi. Detik demi detik. Menit demi menit. Sang Batara Kala tidak kunjung datang. Datang untuk menyantap hidangan kue bundar bercahaya itu. 30 menit berselang. Bulan itu tetap utuh. Raksasa itu tidak nampak. Parasnya bundar dengan bopeng-bopeng terserak dengan samar. Parasnya tidak berubah. Sama persis seperti ketika aku melihat pertama kalinyadi waktu kecil. Malam itu, tidak ada tanda-tanda gerhana. Angin malam masih berhembus membawa dingin. Membuat gejolak kecil di perutku.
Takut masuk angin, aku pun menuruni loteng. Menutup pintu loteng. Menuruni anak tangga besi. Bergegas ke luar gudang. Menutup kembali pintu gudang. Melanjutkan sejenak satu dua larik kalimat di layar monitor. Lalu melangkah menuju kamar tidur. Mendapati ibu peri tidur pulas dengan buku Harry Potter masih dalam genggamannya.
Rupanya, aku mendapat info salah. Malam kemarin, tidak ada gerhana bulan di atas loteng. Ternyata raksasa itu datang sore ini.
Tuesday, August 28, 2007
Tidak Ada Gerhana Bulan di Atas Loteng
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Wah mas..saya juga kena tipu tuh! Mungkin bulannya malu untuk keluar karena yang ngeliatinnya banyak. hehehe..
Post a Comment